Suatu ketika ada seorang pemuda datang kepada seorang kakek yang bijaksana...
Pemuda itu nampak seperti orang yang banyak masalah dan tak bahagia, langkahnya gntai, rambutnya kumal, mukanya kusut. lalu dia menceritakan semua masalahnya kepada kakek itu.
"Kakek, saya selalu menderita,. impianku gagal... karirku hancur...cinta dan hidupku tak pernah berakhir bahagia...malang benar nasibku.. masalah datang bertubi-tubi silih berganti seperti tiada habisnya.. Pahiit rasanya hidup ini.." kata sang pemuda
Kakek itu mendengarkannya dengan seksama. Ia lalu kebelakang dan mengambil segenggam garam, dan menaruhnya ke dalam segelas air, lalu diaduk perlahan.
"Coba, minum ini, dan katakan bagaimana rasanya, "ujar kakek itu sambil tersenyum.
"Aiichhh!!!! Asin. Asin sekali!" kata sang pemuda sambil meludah kesamping.
Sang Kakek tersenyum mendengar jawaban itu. Ia lalu mengajak sang pemuda ke tepi telaga di dekat tempat tinggalnya. Sesampai di tepi telaga, Si Kakek menaburkan segenggam garam ke dalam telaga itu. Dengan sepotong kayu, diaduknya air telaga itu.
"Coba, ambil air dari telaga ini dan minumlah."
Saat pemuda itu selesai mereguk air itu, Kakek bertanya, "Bagaimana rasanya?"
"Segar," sahut sang pemuda.
"Apakah kamu merasakan garam di dalam air itu?" tanya Kakek lagi.
"Tidak," jawab si anak muda.
Dengan lembut Kakek menepuk-nepuk punggung si anak muda. "Anak muda, dengarlah. Pahitnya kehidupan, adalah layaknya segenggam garam tadi. Jumlah garam yang kutaburkan sama, tetapi rasa air yang kau rasakan berbeda. Demikian pula kepahitan akan kegagalan yang kita rasakan dalam hidup ini, akan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki. Kepahitan itu, akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkan segalanya. Itu semua akan tergantung pada hati kita. Jadi, saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu hal yang bisa kamu lakukan. Lapangkanlah dadamu menerima semuanya. Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu.Luaskan wadah pergaulanmu, luaskan ilmumu supaya kamu mempunyai pandangan hidup yang luas."
Kakek melanjutkan nasehatnya. "Hatimu adalah wadah itu. Perasaanmu adalah tempat itu. Kalbumu adalah tempat kamu menampung segalanya. Jadi, jangan jadikan hatimu itu seperti gelas, lapangkanlah hatimu laksana telaga yang mampu meredam setiap kepahitan itu dan merubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan."
Dalam mengejar kesuksesan, terkadang kita akan mengalami kepahitan. Kesuksesan yang kita impikan tidak akan datang pada kita bila kita terus menerus hidup dalam kepahitan dan tidak melapangkan hati. Lapangkanlah hati kita, terima kepahitan, dan terus kejar kesuksesan.
Moga bermanfaat.
1. Bagaimana cara memassukkan Gajah kedalam kulkas?
2. Siapa yang datangnya terlambat dalam rapat para hewan di hutan?
nah dengan pertanyaan aneh-aneh seperti itu kita pasti sedikit bingung menjawabnya, dan ternyata jawabannya sangat mudah dan simpel tapi penuh makna yang mendalam. jawabannya adalah :
2.Yang terlambat ya Gajah, kenapa? karena gajah masih di dalam kulkas.
Gajah, dalam bayangan kita tentunya adalah sesuatu yang sangat besar, sedangkan kulkas dalam bayangan kita mungkin adalah kulkas yang ada di rumah kita yang sering kita lihat selama ini. Terkadang, bagi kita, saat hendak melakukan dan memikirkan sesuatu (seperti dalam menghadapi masalah kita), segalanya jadi ribet, kacau, dan rumit, lebih besar dari yang kita kira, dan lebih lebih lainnya. Karena saking pusingnya, belum apa-apa, kita sudah menyerah duluan.
Tapi jika kita mau sedikit merubah persepsi/cara pandang kita yaitu ukuran gajah dan ukuran kulkas mungkin tidak seperti dalam benak kita, maka memasukkan gajah ternyata sesederhana jawaban di atas.
lalu yang perlu kita lakukan adalah sesederhana membuka pintu kulkasnya. yaitu dalam menghadapi masalah kita harus membuka pintu fikiran, dan buka pintu hati kita, lapangkan dada kita supaya udara segar bisa masuk...lalu masukkan gajahnya... mungkin masalahnya kita yang mengalami tapi bisa jadi solusinya dari orang lain, makanya jika ada masukkan dari teman, kerabat, bahkan orang lain jangan langsung ditolak, kita bisa cek dahulu atau kita kombinasikan dengan cara kita.
setelah selesai tutup lagi pintunya..jadi setelah kita menyelesaikan suatu masalah maka kita harus bersiap tuk menghadapi masalah yang baru jangan masih membuka tuk masalah yang tadi telah kita selesaikan...
Tidak dipungkiri bahwa seseorang berlama-lama/terlalu larut dengan masalah yang ia hadapi karena kurangnya ihtiar (terlalu malas untuk segera menyelesaikan masalah itu>, tumpulnya motivasi, & minimnya pengalaman menghadapi masalah, padahal yang jadi masalah bukanlah masalah itu sendiri tapi cara orang tersebut menyikapinya...
dan semua ini telah tercatat dalam Al-Quran dalam surat AL-Insyirah(kelapangan):94
1.Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?,
2.Dan Kami telah menghilangkan daripadamu bebanmu,
3.Yang memberatkan punggungmu?
4.Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama) mu.
5.Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,
6.sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
7.Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan/masalah), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan/masalah) yang lain,
8.dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.
Banyak orang yang berkata bahwa "Kehidupan ini seperti roda yang berputar, kadang di atas, kadang di bawah"
Nah kata kata-kata ini biasanya diucapkan oleh orang yang sedang berada di bawah, jadi pertanyaannya "tapi kenapa kok rasanya kita selalu dibawah terus ya, ga pernah di atas?"
coba kita kaji lagi perkataan itu mungkin ada yang salah,
"kehidupan seperti roda yang berputar, kadang di atas, kadang di bawah"
kita tahu roda itu bundar, dan semua sisinya sama jadi kita roda bagian yang mana, sisi roda itu sama, kalau di bilang kadang di atas kadang dibawah, lha bagian yang atas yang mana /yang bawah yang mana?
nah beda lagi kalo bagian roda itu adalah pentil jadi kelihatan ada tandanya, sewaktu roda berputar, kita bisa meliha pentil kadang berada di atas dan kadang di bawah..
berarti lebih cocok kalau bilang "Kehidupan itu seperti pentil pada roda yang berputar, kadang di atas, kadang di bawah"
lalu dengan pertanyaan "tapi kenapa ya, kok rasanya kita selalu di bawah terus, gak pernah diatas?"
nah sekarang kita perhatikan pentil yang berada di salah satu ban mobil,
ketika mobil berhenti, dimana posisi pentil?
misalnya posisi nya di bawah, kita bandingkan dengan perkataan tadi "tapi kenapa ya, kok rasanya kita selalu di bawah terus, gak pernah diatas?"
jadi apa yang harus kita lakukan untuk merubah posisi pentil jadi diatas? betul! kita harus menggerakan mobil, supaya posisi pentil bisa berada di atas.
kesimpulannya kalau kita berada di bawah terus maka kita harus menggerakan diri kita supaya bisa berada di atas,
bergerak seperti apa?
kita kembali lagi ke mobil tadi, sewaktu mobil baru keluar dari garasi/ bergerak dengan kecepatan 5km/jam kita lihat pentilnya..
masih kelihatan jelas kan pada saat pentil berada di atas dan dibawah?
nah kita bandingan dengan mobil yang berada di jalan tol yang bergerak dengan kecepatan 90km/jam, kelihatan gak pentilnya waktu berada di atas dan dibawah? Tidak kan?
kesimpulannya kalau kita pentil ban mobil maka kita jangan menggerakan mobil kita dengan kecepatan 5km/jam kenapa karena akan masih terasa saat posisi kita berada di atas dan di bawah terlebih lagi kalau berhenti, maka kita harus menggerakan mobil kita dengan kecepaan 90km/jam supaya tidak kelihatan sewaktu pentil berada di bawah...
begitu juga dengan kehidupan kalau kita berdiam diri saat sedang berada dibawah maka kita kan merasa di bawah terus, maka bergeraklah/bangkitlah nyalakan mesin kita melaju ke depan, saat bergerak kalau kita mobil supaya posisi kita saat berada di bawah tidak terasa, kita harus bergerak dengan kecepatan yang sesuai jangan bergerak lambat. artinya kita sibukkan diri kita dengan sesuatu yang bermanfaat supaya kita tidak merasakan posisi kita saat berada dibawah....
yuk semangat, kita bangkit, kita bergerak, mari kita berkarya, mereka menunggu karya besarmu!!!
moga bermanfaat
[inspired From Djakarta pagi Radio D-FM 103.4 with Kang Dadang Kadarusman. thanks]
www.dradio1034fm.or.id
,
suatu saat, di sebuah kota sedang diadakan lomba balap sepeda. suasana begitu sangat meriah karena pada hari itu adalah pertandingan final. Di babak final tersebut tinggal tersisa 5 orang pemain. salah seorang pemain tersebut bernama Adi yang kelihatannya orangnya biasa-biasa saja. Dan dari ke-5 pemain tersebut sepeda Adi terlihat yang paling jelek maklum sepeda balapnya model lama & sudah agak tua, dan beberapa anak menyangsikan kekuatan sepeda tersebut untuk berpacu dengan sepeda lawannya yang tergolong model terbaru. Namun Adi bangga dengan semua itu, sebab sepeda itu adalah sepeda kesayangannya yang merupakan hadiah ulang tahun dari kakeknya yang sudah tiada.
Tibalah saatnya pertandingan final akan segera dimulai, semua pemain memposisikan diri di arena pacunya masing-masing. Setiap anak sudah bersiap untuk memacu sepedanya. namun ketika peluit aba-aba hendak ditiup tiba-tiba Adi meminta waktu sebentar sebelum lomba dimulai. Ia tampak berkomat-kamit seperti sedang berdoa. matanya terpejam dan tanganya tertangkup. dan semenit kemudian ia berkata "Ya, aku siap".
Peluit pun dibunyikan, dengan hentakan yang kuat semua pemain menggenjot sepedanya sekuat tenaga. para penonton pun bersorak semangat memberi dukungan kepada masing-masing pemain yang dijagokan. akhirnya tali lintasan finish pun terlambai dan Adilah pemenangnya. Semua penonton bersorak begitu juga dengan Adi, ia mengucapkan doa dan bersyukur dalam hati.
saat pembagian piala tiba, sang panitia berkata pada Adi " Hai Jagoan, kamu pasti tadi berdoa kepada Tuhan supaya kamu menang kan?". Adi terdiam, kemudian menjawab "Bukan, Pak, bukan itu yang kupanjatkan".
"sepertinya tidak adil untuk meminta pada Tuhan, untuk menolongmu mengalahkan orang lain, Saya hanya memohon kepada Tuhan supaya tidak menangis, jika aku kalah". Semuanya terdiam, dan sesaat kemudian terdengarlah gemuruh tepuk tangan dari para penonton.
Mungkin kita sering berdoa pada Tuhan untuk mengabulkan setiap permiantaan kita. terlalu sering kita meminta Tuhan untuk menjadikan kita nomor satu, menjadi yang terbaik, menjadi pemenang dalam setiap ujian. Terlalu sering kita berdoa agar Tuhan menyingkirkan semua halangan dan cobaan yang ada di depan mata. Padahal sebenarnya yang kita butuhkan adalah Bimbingan-Nya, tuntunan-Nya dan panduan-Nya.
Kita sering terlalu lemah untuk percaya bahwa kita kuat.
kita sering lupa dan cengeng dengan kehidupan ini. Tak adakah semangat perjuangan yang ingin kita lalui? saya yakin Tuhan memberikan ujian yang berat bukan untuk membuat kita lemah, cengeng dan mudah menyerah. Sesungguhnya, Tuhan sedang menguji setiap hamba-Nya yang saleh.
Seorang raja keluar tamasya pada suatu hari, tiba tiba rasa haus menerpanya,lalu dia mendapati sebidang kebun.dia segera menuju kepadanya dan memohon kepada pemiliknya agar memberinya minum.
Tukang kebun [dia orang saleh] berkata "saya tidak mempunyai air, bolehkah saya mempersembahkan kepadamu sebutir delima?"
Raja berkata "berikanlah buah delimamu" akhirnya dia mendapati buah delima itu lebih manis daripada buah delima yang pernah ia rasakan dari berbagai perkebunan. dia bertekad untuk mengambilnya secara paksa dari pemiliknya. dia meminta tukang kebun buah delima yang lain untuk semakin meyakinkan tentang kemanisan jenis delima yang ada di kebun itu. dan hasilnya ternyata, delima yang dimakan saat itu tidak semanis delima yang sebelumnya...
Raja bertanya pada tukang kebun "bukankah delima itu dari pohon yang sama dengan yang kamu berikan kepadaku sebelumnya?"
Jawab tukang kebun "Ya, ia berasal dari pohon yang sama"
Raja "mengapa tak semanis delima sebelumnya?"
Tukang kebun"mungkin niat anda berubah,dan bertekad mendapatkan sesuatu secara zhalim,maka berubah pula rasanya seiring perubahan niatmu"
Raja berkata dalam hati "benar yang dikatakan orang ini". maka ia pun bertekad tidak mendzaliminya. lalu ia meminta lagi buah delima untuk ketiga kalinya. dan mendapatkan rasanya lebih manis daripada yang pertama, hingga ia merasa kagum.
Tukang Kebun lalu berkata "Karena kamu telah merubah niatmu, maka Allah pun memperbaikinya.."
Perbaikilah/ luruskan niatmu. bersihkan hatimu dari bisikan-bisikan setan maka Allah akan memperbaiki kondisimu dan menggantikan keadaanmu dari buruk menjadi baik.
"Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum hingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri" [QS. Ar-Ra'd:11]
"dan sesungguhnya amal itu tergantung niat" [al-hadits]
mDi hutan-hutan Afrika ada suatu cara unik untuk menangkap monyet menggunakan perangkap supaya monyet-monyet bisa ditangkap dalam keadaan hidup, tak cedera, agar bisa dijadikan hewan percobaan atau binatang sirkus di Amerika.
Pemburu monyet menggunakan sebuah toples berleher panjang dan sempit, dan menanamnya di tanah. Toples kaca yang berat itu di isi kacang, ditambah dengan aroma yang kuat dari bahan-bahan yang disukai monyet-monyet Afrika. Mereka meletakkannya di sore hari, dan menanam toples itu erat-erat ke dalam tanah. Keesokan harinya, mereka akan menemukan beberapa monyet yang terperangkap, dengan tangan yang terjulur, dalam setiap botol yang dijadikan jebakan.
Tentu, kita tahu mengapa ini terjadi. Monyet-monyet itu tak melepaskan tangannya sebelum mendapatkan kacang-kacang yang menjadi jebakan. Mereka tertarik pada aroma yang keluar dari setiap toples, lalu mengamati, menjulurkan tangan, dan terjebak. Monyet itu, tak akan dapat terlepas dari toples, sebelum ia melepaskan kacang yang di gengamnya. Selama ia tetap mempertahankan kacang-kacang itu, selama itu pula terjebak. Toples itu terlalu berat untuk diangkat, sebab tertanam di tanah. Monyet tak akan dapat pergi kemana-mana.
Kita mungkin tertawa dengan tingkah monyet itu Kita bisa jadi terbahak saat melihat kebodohan monyet yang terperangkap dalam toples. Tapi, mungkin, sesungguhnya, kita sedang menertawakan diri kita sendiri. Betapa sering, kita mengenggam setiap permasalahan yang kita miliki, layaknya monyet yang mengenggam kacang. Kita sering mendendam, tak mudah memberikan maaf, tak mudah melepaskan maaf, memendam setiap amarah dalam dada, seakan tak mau melepaskan selamanya.
Seringkali, kita, yang bodoh ini, membawa “toples-toples” itu kemana pun kita pergi. Dengan beban yang berat, kita berusaha untuk terus berjalan. Tanpa sadar, kita sebenarnya sedang terperangkap dengan persoalan pribadi yang kita alami. Teman, bukankah lebih mudah jika kita melepaskan setiap masalah yang lalu, dan menatap hari esok dengan lebih cerah?
Bukankah lebih menyenangkan, untuk memberikan maaf bagi setiap orang yang pernah berbuat salah kepada kita? Karena, kita pun bisa jadi juga bisa berbuat kesalahan yang sama. Bukankah lebih terasa nyaman, saat kita membagikan setiap masalah kepada orang lain, kepada teman, agar di cari penyelesaiannya, daripada terus dipendam?!
satu lagi umpamakan atau kalau bisa visualisasikan bahwa setiap tugas kita adalah seekor monyet yang nongkrong di pundak kita. Semakin banyak tugas yg belum selesai, berarti makin banyak monyet yang nongkrong. Terganggu kan? Menyelesaikan tugas sama dengan mengusir monyet.
Jadi kalau tidak mau diganggu monyet, segera selesaikan tugas-tugas anda!
original post from
http://sipil2004.wordpress.com/2008/07/17/filosofi-monyet/
http://niatnulis.wordpress.com/2007/09/19/cenderung-menunda-pekerjaan-ini-tips-untuk-mencegahnya/
Pada Suatu Pagi, dalam rapat departemen, peserta rapat sedang membahas evaluasi bulanan. salah seorang tiba-tiba menguap di tengah rapat yang berlangsung serius. spontan semua peserta menoleh ke arahnya, atasnya pun tak ayal menggelengkan kepala. sang bos yang sekaligus memimpin rapat, langsung menegurnya, "saya kecewa sekali dengan Anda, tampaknya anda tidak peduli dengan rapat serius ini!". Karyawan itu langsung tertunduk. dengan wajah pucat, ia berkata lirih, "Maaf, saya ingin menyampaikan bahwa seharusnya saya tidak bisa ikut rapat ini. tapi mengingat rapat ini sangat penting, saya mencoba hadir," matanya berkaca-kaca, "tadi malam, anak saya mengalami kecelakaan. saat ini sedang di rawat di ICU, dalam keadaan tidak sadar. jadi, tadi malam, saya benar-benar tidak bisa tidur." semua peserta rapat langsung terperangah, mereka terjerumus dalam prasangka, paradigma bahwa "jika ada orang menguap di tengah rapat penting, artinya orang itu tidak antusias.
Tindakan seseorang sangat tergantung pada pikirannya dan setiap orang diberikan kebebasan untuk memilih responnya masing-masing, kita bertanggung jawab penuh atas sikap yang ditimbulkan dari pikiran kita. Jadi kita adlah raja dari pikiran kita, bukan lingkungan kita, tapi lingkungan kita ikut berpengaruh bagi cara berpikir kita. Bila lingkungan kita pahit, kitapun akan pahit, selalu curiga, dan sering berprasangka negatif pada orang lain. dan prasangka negatif akan semakin menguat ketika media informasi seperti televisi, koran, majalah terus "MEMBORBARDIR" pikiran kita dengan berita -berita pembunuhan, penipuan dan kejahatan lainnya. akhirnya banyak yang terpengaruh sehingga selalu berprasangka negatif dan curiga kepada orang lain. dan sikap ini akan berubah menjadi sikap "defensif" dan tertutup, karena menganggap orang lain sebagai musuh berbahaya. Lebih suka menahan informasi dan tidak mau bekerja sama, sehingga justru merugikan diri sendiri, seperti turunnya kinerja, tidak mampu melakukan sinergi dengan orang lain, peluang-peluang emas terlewatkan, bahkan tersingkir dari pergaulan sosial.
Sebaliknya orang yang berpikiran positif akan lebih mampu melindungi pikirannya, ia mampu memilih respon positif dilingkungan paling buruk sekalipun. ia akan selalu berpikir positif dan selalu berprasangka baik kepada orang lain, dan menciptakan kondisi lingkungansaling percaya, saling mendukung, sikap terbuka dan koorperatif, dialah raja bagi pikirannya.
inilah jawaban Hasan al Bisri saat ditanya kenapa dia selalu tenang dalam menghadapi hidup dan sibuk bekerja serta sibuk beramal :
"Aku tahu rezekiku tak mungkin diambil orang lain
karenanya hatiku tenang
Aku tahu, amal-amalku tak mungkin dilakukan orang lain
maka, aku sibukkan diriku dengan bekrja dan beramal
Aku tahu Allah selalu melihatku
Karenanya, aku malu bila Allah mendapatiku melakukan maksiat
Aku tahu kematian menantiku
Maka kusiapkan bekal untuk berjumpa dengan Rabb-ku"
Ada seorang pemuda yang sedang mencari-cari orang yang dia anggap pantas sebagai gurunya, dia mencari guru yang sama dengan bayangannya pikirannya yang ia anggap guru yang sempurna. sekian lama ia mencari, dia sudah mendatangi ribuan guru tapi tidak ada yang cocok dengan kriterianya, dia sudah pergi kemana-mana, ke pelosok, keluar negeri, sampai akhirnya dia menemukan orang yang menurutnya cocok dengan kriterianya.
dia berkata: "wahai guruku sekian lama aku mencari kesana kemari, ribuan guru telah aku temui, tapi aku rasa bahwa engkaulah guru yang pantas denganku. engkaulah guru yang sempurna yang sesuai dengan fikiranku, maka terimalah aku sebagai muridmu."
sang guru sambil tersenyum berkata "Sayang sekali aku tidak bisa mengabulkan permintaanmu, karena guru yang sempurna membutuhkan murid yang sempurna"
Mungkin anda pernah mengalami kejadian seperti ilustrasi tersebut. anda mencari orang yang sesuai dengan keinginan anda. setiap orang yang anda temui, anda nilai dan ternyata banyak yang tidak sesuai dengan keinginan anda. hingga anda menemukan yang anda nilai dia sangat Perfect, sesuai dengan keinginan anda, tapi ternyata anda tidak sesuai dengan keinginannya. maka cobalah menerima kekurangan orang dan berusaha saling melengkapi
tSaya melakukan polling sms pada temen-temenku tentang seperti apakah teman yang baik itu menurutmu?. berikut adalah jawaban dari beberapa temen-temenku tentang the best friend:
Eko
Teman yang bisa membantu semampunya tuk teman yang sedang mengalami kesusahan.
gunawan
Teman yang saling mengingatkan terhadap kebenaran[agama], saling support, membantu, mengerti, mengisi.
Asri
Menasehati ketika salah, memberi semangat ketika lemah, selalu ada baik susah/senang, mau berkorban.
Rahmat
banyak mengajak kebaikan daripada keburukan, bersedia dikritik dan mau berubah jika memang salah, saling melengkapi karena manusia tempatnya lupa dan salah.
Haryanti
Teman yang bisa mengerti kita, yang ga memandang kita dari derajat dan martabat, siap sedia selalu jika kita dalam masalah.
Rika
teman yang bisa dijadikan tempat tukar pikiran, baik, pengertian.
Novrie
setia, pengertian, mau menerima segala kekurangan dan kelebihan temanya dan tidak menyakiti, enak buat tempat curhat, bisa dipercaya.
Litha
teman yang slalu ada dalam suka dan duka, tempat berbagi cerita, selalu membantu dan mengerti
Slamet Dodo
teman yang slalu ada dalam suka dan duka.
Zulfi
Teman yang bisa membuat senang, ngertiin keadaan kita susah/senang, yang penting bisa mengingatkan diwaktu kita jauh dari Allah, dan slalu mendukung dijalan Allah agar kita selaluingat pada-Nya, agar hidup kita tidak sia-sia hanya karena salah dalam memilih teman dan bisa membuat kita lebih baik-baik dan lebih baik...
kalo menurutku gimana ya??
ku jadi inget tentang nasihat yang diberikan Alqamah pada putranya yang pernah kubaca, isinya:
"Hai anakku, jika engkau perlu berteman dengan orang-orang, maka bertemanlah dengan orang yang apabila engkau melayaninya, iapun melindungimu, dan jika berteman dengannya, iapun menghiasimu. bila engkau berbuat baik kepadanya ia pun membalasmu, jika engkau berbuat dosa, ia mencegahmu. apabila engkau meminta sesuatu padanya, ia pun memberimu. jika engkau diam, ia menyapamu. bila engkau mengalami musibah, ia menolongmu. bila engkau berkata, ia membenarkan perkataanmu. bila engkau hendak melakukan sesuatu ia menasehatimu. jika kalian bertengkar, ia lebih mengutamakanmu."
memang benar "Indah hidup karena teman.."
tapi ku jadi ingat juga lirik nasyid yang mengatakan
..............
Sukar rasanya untuk mencari teman,
yang berhati mulia penuh keikhlasan,
benarlah kata pujangga
teman ketawa boleh dicari
teman menangis hanya keseorangan diri
................
Kalau menurut Anda, Seperti apakah The Best Friend itu???